Setelah
jeda yang begitu lama, lelaki itu menghabiskan isi gelasnya dengan
sekali tegukan. Diletakkannya lagi gelas bening yang kini tersisa ampas
kopi hitam di dasarnya.
Tak
lama kemudian, ia mengernyitkan dahinya. Memegangi kepalanya mulai yang
terasa berat. Semakin disipitkan matanya karena pandangan semakin
kabur. Berusaha menangkap wajah Lissa yang memintanya datang karena ada
hal penting untuk dibicarakan. Tak berhasil. Lalu ia jatuh pingsan.
*****
"Kak, aku hamil."
Hendri
tersentak. Badannya tertarik ke belakang, membentur sandaran kursi.
Perhatiannya berpaling dari layar komputer yang menampilkan
grafik-grafik laporan dari bagian keuangan. Hendri begitu serius karena
dikejar deadline kantor siang itu. Sehingga ia tak menyadari Lissa
datang dan masuk ke dalam ruang kerjanya, dan tiba-tiba menyampaikan hal
yang mengagetkan.
"Maksudmu?" Hendri mendongak, menatap Lissa yang berdiri di depan meja kerjanya.
"Ini anakmu, Kak." Lissa memegangi perutnya. "Kakak ingatkan? Kejadian dua bulan lalu."
"Kamu menjebakku, Lissa?"
"Nikahi aku, Kak." wajah Lissa memelas. "Aku Mohon"
Hendri
tercekat. Tak sanggup berkata-kata lagi. Bangkit dari kursinya, lalu
melangkah mendekati Lissa yang kini sudah terisak. Dipeluknya tubuh
Lissa, rekan kerja sekaligus mantan kekasih yang telah diputuskannya
setagah tahun lalu, setelah tahu bahwa mereka ternyata saudara kadung
yang telah terpisah sejak kecil.
*****
Teruntuk Prompt.20 Monday Flans Fiction
Tidak ada komentar
Sila berkomentar untuk meninggalkan jejak, supaya memudahkan saya juga untuk kunjungan balik. Cheers!