Wajah Abyan terlihat aneh ketika kami menikmati menu buka
puasa hari minggu lalu. Tidak seperti biasanya yang selalu ceria dan menggemaskan
dengan candaannya. Kolak biji salak dan bakwan yang sedang disantapnya sebagai menu berbuka puasa pun tak
lantas membuat selera humornya muncul. Ada apa ya?
Ceritanya di hari Minggu tanggal 21 Juni yang lalu, sekitar
satu jam sebelum waktu berbuka, kakeknya anak-anak (Daffa & Abyan) datang
mengantarkan kolak biji salak buatan nenek. Aku sempat meminta kakeknya
anak-anak untuk ikut berbuka bersama di rumah kami, tetapi rupanya beliau
memilih pulang lagi ke Cilegon.
Sebelum pulang, kakek sempat mengajak Daffa’ & Abyan
untuk ikut ke rumah beliau di Cilegon, yang jaraknya hanya belasan kilometer saja
dari tempat tinggal kami. Anak-anak langsung antusias ingin liburan di rumah kakeknya
selama libur sekolah dan ramadhan ini. Tapi sayangnya, masih ada satu hal yang
harus dikerjakan esoknya. Hari Senin, Abyan harus ke sekolah untuk mengambil
surat pengumuman yang isinya informasi apakah ia diterima atau tidak di SD
tempat ia mendaftar.
Kalau tidak hadir, Abyan akan dianggap mengundurkan diri dari
pendaftaran murid baru SD, tahun ajaran 2015-2016. Jadi dengan berart hati,
Abyan tidak bisa ikut kakeknya. Kecuali Daffa’ karena sudah bebas tugas sekolah sampai dengan tanggal 27 Juli, setelah pembagian
rapor kenaikan kelas. Jadilah kami tinggal bertiga di rumah, yaitu aku, Abyan &
Abinya.
Nah, waktu adzan magrib berkumandang, tibalah saatnya buka
puasa. Suasana berbuka memang jadi kurang lengkap karena tidak ada Daffa'.
Biasanya suasana makan bersama selalu penuh kehangatan dan canda tawa.
“Makasih Ibu sudah bikin bakwan. Bakwannya enak!” Begitu kebiasaan Daffa’ jika sedang menikmati masakanku. Daffa' memang anak yang mudah memberi pujian.
“Nggak enak tuh!” Sahut Abyan dengan cepat. Biasanya ia
mengatakan itu sambil memicingkan mata ke arahku karena bermaksud meledek.
“Wah, minta dikelitikin nih? Beraninya bilang ngga enak!” Jawabku pura-pura marah dan mengancam. Abyan yang paling tidak kuat dengan kelitikan maut ibunya
akan langsung menyerah, dan meralat kalimatnya dengan kata-kata pujian bahwa
masakanku enak.
Begitulah suasana di ruang tengah rumah kami setiap kali
kami makan bersama. Di ruang tengah itu juga biasanya Daffa' & Abyan melakukan berbagai aktifitas, seperti membaca dan mewarnai. Bahkan saat aku sedang ingin mengajak mereka masak kue bersama. Ruang tengah juga menjadi tempat untuk membuat adonan.
Maklum saja, dapur yang ada sempit dan kami tidak punya ruang makan khusus karena rumah kami tipe RSSS, alias Rumah Sangat Sederhana Sekali. Sampai saat ini, aku masih memimpikan sebuah rumah dengan jumlah kamar yang cukup untuk anggota keluarga kami. Dan ada dapur serta meja makan yang nyaman untuk kami sekeluarga menikmati kebersamaan.
Maklum saja, dapur yang ada sempit dan kami tidak punya ruang makan khusus karena rumah kami tipe RSSS, alias Rumah Sangat Sederhana Sekali. Sampai saat ini, aku masih memimpikan sebuah rumah dengan jumlah kamar yang cukup untuk anggota keluarga kami. Dan ada dapur serta meja makan yang nyaman untuk kami sekeluarga menikmati kebersamaan.
Meski saat ini impianku belum tercapai, bukan berarti
hidupku tak bahagia. Karena bagiku, hal terpenting adalah bahgaimana
menciptakan suasana yang penuh cinta antar anggota keluarga, meski hanya
tinggal di dalam rumah yang sederhana.
Dan dari kejadian saat buka puasa yang
tak lengkap karena tak ada Daffa’ hari minggu lalu, aku menyadari, cinta itu
ada di rumah kami. Bahkan Abyan yang punya karakter super cuek pun bisa berubah
180 derajat, ketika salah satu anggota keluarga tak hadir di tengah
kebersamaan kami.
“Kakak sayang Mamas tau, Bu!” Ujar Abyan sambil menyendok kolak
biji salak dari mangkok di hadapannya.
“Bu, besok habis dari sekolah, Kakak mau ke rumah kakek, ya.” Pinta Abyan agar diantar ke rumah kakeknya.
Aku mengiyakan,
supaya ia tenang. Lagi pula, kalau memang urusan sekolah sudah selesai, tidak
ada alasan untuk melarang, kan? Paling-paling, nanti aku sebagai ibunya yang
bakal merasa kesepian karena menjalani hari-hari di bulan Ramadhan ini tanpa ada anak-anak di rumah.
Yups yg penting rumah selalu penuh cinta yaa:))
BalasHapusga sabar puasa sama anak:))
Taon depan ngerasain, icus, puasa sm anak ;)
HapusAbyan kangen mamas yaa.. Meskipun sederhana, tapi kalau anak-anak saling menyayangi begitu, rasanya mewah banget ya mak :,)
BalasHapusIyaa, mewaaah... Makanya suka keilangan aja klo gk ada anak d rmh heuheuu
HapusMaunys berdua mulu ya. Abyan ama daffa .
BalasHapusIya niih, susah dipisahin. Sampe baju aja maunya dikembar2in :D
Hapusanak2ku klo kumpul, perang, kalo pisah, nyari2 hahahaha
BalasHapusBiasaaa anak2 mah suka gituu... :D
HapusSalfa juga suka ikut sahur dan buka puasa... tetapi kalau Ayahnya lagi jauh, Salfa jadi malas2an juga... soalnya tidak ada yang bisa dijadiin kuda-kudaan...
BalasHapusAbyan + Daffa, salam sayang dan kenal dari dedek Salfa :*
Waah Salfa polahnya makin banyak ya, pasti nggemesin :D semoga bs cpt kumpul sekeluarga yaaa dek Salfa... Salam sayang dr maska. Muach...
HapusSi Kakak kangen, ya. Kalau udah sering bareng, seperti enggan pisah ya, Mbak.
BalasHapusRumah sederhana, namun isinya begitu istimewa.
Iyaa, biasa berduaa.. Trus kepisah ya gituu :D
HapusCinta baru terasa kalau yg dicintai tidak terlihat
BalasHapusAah, bener banget itu mami icha.. Huhuu
HapusKaya Thifa seneng banget kalo kakek neneknya dateng ke rumah, sampai ngga dibolehin pulang hehehe
BalasHapusWekeke... Biasa kakek nenek mah suka manjain cucu sih yaa
Hapuskompak selalu ya berddua, nanti ada temannya adik baru jangan lupa di ajak main juga ya
BalasHapusHihi siaap mba Lia :D
Hapusaiiihh kakak so sweet deh sampe merindukan mamas gituh... sama nih kayak vivi dan faris, klo barengan ribut terus, tp klo salah satu liburan di rumah kakek pasti saling mencari
BalasHapusKayaknya anak emang umumnya gitu ya, klo ads berantem, klo ngga ada saling kangen :D
Hapus