![]() |
Credit Photo |
Langit
malam kota Jogja sedang indah-indahnya. Bulan bersinar terang,
bentuknya hampir bulat sempurna. Bintang-bintang berkelip menjadi
perhiasan. Agus dan Laras duduk berdua di taman kecil di sisi rumah
Laras setelah selesai makan malam dengan keluarga Laras. Keduanya saling
terdiam. Lalu Agus meraih blackberry di saku celananya dan memutar MP3.
Too much love will kill you dari Queen mengalun pelan, memecah bisu.
“Selamat ya, kamu sudah lulus SMA.” Agus mencoba membuka obrolan.
“Iya, Mas.”
“Kamu mau melanjutkan kuliah kemana?”
“Belum tau, Mas.”
Agus
kembali diam. Tak tau harus mengobrol basa-basi soal apa lagi. Hatinya
diserbu perasaan tak enak. Sementara Laras menunduk bisu. Memainkan
jemari tangannya yang dingin, mencoba menghilangkan grogi. Dalam hati
Laras berharap. Agus akan meraih tangannya untuk memberi kehangatan,
lalu mengucapkan cinta.
Laras
sudah menunggu momen seperti ini sejak lama. Semenjak kejadian satu
tahun lalu, saat Laras hampir saja bunuh diri. Laras nekat hendak
melompat dari atas jembatan ke sebuah sungai yang arusnya sangat deras.
Laras frustasi karena mengetahui pacarnya ternyata selingkuh dengan
Windy, teman sekelasnya.
Agus yang kebetulan sedang melintas dengan sepeda motor matic
saat pulang kuliah lalu menggagalkan rencana itu. Sejak itu pula, Agus
rajin mengunjungi Laras. Membantu laras menyembuhkan luka di hatinya.
Agus sangat menghargai hidup. Agus prihatin jika melihat anak-anak muda
begitu pendek fikirannya hanya karena cinta lalu ingin mengakhiri hidup.
“Laras.” Agus mencoba membuka obrolan lagi.
“Aku ingin memberitahumu sesuatu.” Agus melanjutkan kata-katanya, sementara Laras masih terus diam.
“Aku mengamatimu, Ras. Sepertinya kamu jatuh cinta padaku.”
Laras semakin menunduk. Dia tak tau harus menjawab apa.
“Laras,
sebelum semua semakin jauh. Tentang niat ibumu untuk menjodohkan kita
di meja makan tadi. Aku mau kamu tau sisi gelapku yang selama ini aku
sembunyikan.”
“Maksud Mas?” Laras mengangkat wajahnya. Melihat ke arah Agus yang sedang memandang langit.
“Aku gay, Ras.”
Laras
kaget bukan main. Hancur lebur perasaannya. Namun hatinya masih ingin
terus berharap pada sosok Agus yang selama ini telah mengubah hidupnya.
Membantunya melewati masa-masa sulit setelah tersakiti karena cinta.
“Tapi kamu bisa memilih untuk sembuh kan, Mas?”
“Dan aku ODHA, Ras.”
*** Tamat ***
ODHA: Orang Dengan HIV AIDS
Panjang kata: 335
Deg-degan sambil nunggu dikripikin :D
Tidak ada komentar
Sila berkomentar untuk meninggalkan jejak, supaya memudahkan saya juga untuk kunjungan balik. Cheers!