Dear Diary,
Hari ini aku bahagia
sekali. Di Sekolah aku dapat nilai tertinggi ulangan harian. Lalu, kamu tau apa
yang membuatku lebih bahagia lagi? Si Dia mengucapkan selamat padaku, dan
mengajakku berjabatan tangan. Waahh… Pokoknya hari ini aku seneeeenggg banget!
Akhirnya, setelah
menunggu lama sejak pertama kenalan waktu MOS1, aku bisa juga
deket-deketan sama dia. Habis ngucapin selamat, dia ngajak aku ke kantin dan
jajan bareng. Hihihi.., aku di traktir loh. Aku malu-malu gitu tadi, tapi
setelah bel masuk kelas bunyi, aku nggak langsung masuk kelas. Dari kantin aku
ke toilet dulu dan jingkrak-jingkrak sendirian.
Hmm.., besok Dia
ngajak makan bareng lagi nggak ya?
Yups, seperti itu
kira-kira isi buku diary saya jaman SMP. Hampir tiap hari nulis seperti itu.
Kejadian apapun ditulis di buku diary. Buku diary itu sudah jadi semacam teman
setia yang mau mendengarkan apapun cerita saya sehari-hari. Rasanya lega aja
gitu kalo sudah nulis.
Ada banyak kan yang punya kebiasaan seperti saya? Ya dong ya…
hihihi, *maksa.
Buku diary saya jaman dulu itu, bukan sesuatu yang rahasia.
Saya bebaskan siapapun yang ingin membaca isinya. Jadi yang saya tulis disana
juga yang umum-umum saja. Kalo ada sesuatu yang memang tak pantas diceritakan,
yang tak akan saya tulis. Biarlah rahasia itu tetap menjadi rahasia.
Kebiasaan nulis di buku diary terus berlanjut sampai SMA dan
saat saya kuliah. Bedanya, waktu SMA saya menulisnya sudah bukan di buku diary
yang pingky-pingky dan bergambar gadis cantik seperti jaman SMP. Nggak ada yang
istimewa dari bentuknya, saya menggunakan buku tulis biasa sebagai diary.
Berhubung lagi, saya lebih suka diary itu untuk dibaca orang lain, bukan
bersifat rahasia, maka buku diary semasa SMA itu saya bebaskan kepada
teman-teman dekat yang ingin menulis juga di buku itu. Jadilah itu satu buku
untuk curhat bersama. Ternyata seru!
Kalau jaman saya kuliah. Buku diary saya sudah berubah lagi.
Kali ini lebih elit sedikit, yups, buku agenda. Warnanya hitam, lengkap dengan
segala informasi standart yang ada di buku agenda pada umumnya. Meskipun isinya
nggak jauh beda, cuma curhatan.
Selesai kuliah, bekerja, menikah. Nggak ada waktu lagi buat
nulis-nulis. Sampai akhirnya pada Juli 2009 saya berkenalan dengan Facebook,
lalu berlanjut dengan twitter. Disanalah segala hal yang ingin diceritakan
ditulis dan dibaca banyak teman yang terhubung. Lalu pada 2010, mengenal
blogger. Blog pertama saya itu ya isinya juga nggak jauh-jauh soal kejadian
dalam kehidupan pribadi. Bedanya kalo dulu pake awalan “Dear Diary” dan
tulisannya seperti bercerita atau mengobrol dua arah, di blog bentuk tulisannya
lebih banyak puisi atau prosa.
Jadi, lima ratus kata di postingan pertama di blog baru ini,
saya ingin kembali bernostalgia dengan buku diary. Bercerita apapun disini,
dalam diary berbentuk blog. Dan inginnya saya lagi, bukan Cuma saya yang nulis
di blog ini. Tapi seperti buku diary saya waktu SMA. Yuk bersahabat, dan saling
curhat bersama.
Oya, sedikit tentang nama blog. Nama ini berdasar saran dari
mba Mba @RedCarra. Tadinya Cuma mau DailyDiary.blogspot.com tapi karena tidak
tersedia, maka ditambah NOE didepannya. NOE sebenarnya singkatan dari Network
Of Excellence. Jadi, mari mebangun persahabatan!
Tidak ada komentar
Sila berkomentar untuk meninggalkan jejak, supaya memudahkan saya juga untuk kunjungan balik. Cheers!